Cek Candi Gedongsongo, Ganjar Dicurhati Pedagang Sudah Tiga Bulan Tidak Ada Penghasilan
SEKITARPANTURA.COM, SEMARANG - Dua orang perempuan paruh baya langsung berlari mendekati Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat baru saja tiba di Candi Gedongsongo Kabupaten Semarang, Sabtu (13/6). Meski datang sambil gowes dengan wajah ditutupi masker dan berkacamata, namun hal itu tidak membuat dua perempuan itu pangling.
Dua perempuan itu adalah Gini dan Rini Amri, pedagang yang biasa berjualan di obyek wisata Candi Gedongsongo. Sambil menggendong anaknya yang masih balita, Rini Amri dan Gini begitu semangat menghampiri Ganjar yang masih ngos-ngosan akibat baru saja gowes sejauh 24 kilometer sekaligus menaklukkan tanjakan terjal lereng Gunung Ungaran.
Tanpa basa-basi, Gini dan Rini langsung bertanya kepada Ganjar, kapan tempat wisata itu akan dibuka. Tak lupa, mereka juga curhat tentang bagaimana kehidupannya pasca penutupan obyek wisata itu.
"Pak kapan bukane (kapan dibuka lagi) wis suwe ora dodolan pak, ndak ada penghasilan (sudah lama tidak jualan, tidak ada penghasilan)," kata Rini.
Rini menerangkan, sejak obyek wisata itu tutup tiga bulan lalu, praktis mereka tidak mendapat penghasilan. Mereka berharap candi segera dibuka kembali agar dapur kembali mengepul.
"Cepat dibuka pak, kami sudah tidak sabar," tambah Gini.
Meski ngos-ngosan, Ganjar tetap sabar menghadapi keluhan dua warganya. Bahkan sesekali, Ganjar memberikan jawaban dan edukasi diselingi candaan.
"Nek sesuk tak buka pie, setuju mboten? (Kalau saya buka besok gimana, setuju tidak). Tapi sekarang sedang musim virus corona, sampean mau ketularan?" tanya Ganjar.
Mendengar jawaban itu, dua pedagang itu hanya terdiam. Sadar bahwa tempat itu belum akan dibuka dalam waktu dekat, mereka pun kemudian meminta solusi terbaik kepada Ganjar.
Ganjar meminta para pedagang tetap bersabar. Sebab saat ini, pemerintah sedang gencar melakukan persiapan untuk kembali membuka fasilitas-fasilitas publik termasuk pariwisata, dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
"Sabar, ini sedang kami siapkan. Kita latihan dulu ya, disiapkan nanti kira-kira seperti apa. Kemarin saya sudah ke Borobudur juga sama, sedang menyiapkan. Nanti pedagang diajak simulasi, cara jual belinya gimana, pengaturan jaraknya gimana, pembayarannya langsung dipegang atau disiapkan tempat khusus. Ini kan perlu latihan, tidak bisa cepat-cepat," terang Ganjar.
Ganjar sengaja gowes dari kediamannya di Semarang ke Candi Gedongsongo untuk mengecek persiapan di sana. Kepada pengelola, Ganjar meminta agar disiapkan betul apabila nantinya dibuka lagi.
"Flow mereka antri seperti apa, sarana prasana seperti tempat cuci tangan juga harus disiapkan, semua pengunjung wajib pakai masker, jaga jarak dan dicek suhu tubuhnya," katanya.
Ganjar juga meminta pengelola untuk menyiapkan polisi wisata. Polisi wisata itu ditugaskan untuk mengawasi pengunjung, menegur mereka yang tidak taat aturan serta membatasi agar tidak ada kerumunan.
"Saya minta segera dilakukan simulasi. Diujicoba dulu dengan sedikit pengunjung, mengajak wartawan dan pegiat pariwisata sehingga bisa diketahui bagaimana pengelolaannya. Polisi wisata juga harus dioptimalkan untuk mengatur, agar semua yang ada di sini nantinya bisa aman dan nyaman," tutupnya.
Sementara itu, salah satu pengurus obyek wisata Candi Gedongsongo, Siswanto mengatakan, candi Gedongsongo sudah ditutup sejak Maret lalu. Saat ini, pihaknya sedang mempersiapkan sarana prasarana apabila nanti kembali dibuka.
"Sedang disiapkan semuanya, tempat cuci tangan, poster himbauan, garis-garis untuk jaga jarak dan sebagainya. Minggu depan kemungkinan kami akan melakukan simulasi," katanya.
Siswanto menerangkan, setiap hari tak kurang dari 500 wisatawan masuk ke tempat wisata itu. Apabila akhir pekan atau libur hari besar, pengunjung bisa mencapai 4-5 ribu.
"Kalau nanti dibuka kembali, tetap kami akan lakukan pembatasan, paling tidak 50 persen dari total pengunjung biasanya," pungkasnya.
Dua perempuan itu adalah Gini dan Rini Amri, pedagang yang biasa berjualan di obyek wisata Candi Gedongsongo. Sambil menggendong anaknya yang masih balita, Rini Amri dan Gini begitu semangat menghampiri Ganjar yang masih ngos-ngosan akibat baru saja gowes sejauh 24 kilometer sekaligus menaklukkan tanjakan terjal lereng Gunung Ungaran.
Tanpa basa-basi, Gini dan Rini langsung bertanya kepada Ganjar, kapan tempat wisata itu akan dibuka. Tak lupa, mereka juga curhat tentang bagaimana kehidupannya pasca penutupan obyek wisata itu.
"Pak kapan bukane (kapan dibuka lagi) wis suwe ora dodolan pak, ndak ada penghasilan (sudah lama tidak jualan, tidak ada penghasilan)," kata Rini.
Rini menerangkan, sejak obyek wisata itu tutup tiga bulan lalu, praktis mereka tidak mendapat penghasilan. Mereka berharap candi segera dibuka kembali agar dapur kembali mengepul.
"Cepat dibuka pak, kami sudah tidak sabar," tambah Gini.
Ganjar dicurhati pedagang yang di kawasan Candi Gedongsongo yang sudah tiga bulan tak berjualan. Foto : Ist |
Meski ngos-ngosan, Ganjar tetap sabar menghadapi keluhan dua warganya. Bahkan sesekali, Ganjar memberikan jawaban dan edukasi diselingi candaan.
"Nek sesuk tak buka pie, setuju mboten? (Kalau saya buka besok gimana, setuju tidak). Tapi sekarang sedang musim virus corona, sampean mau ketularan?" tanya Ganjar.
Mendengar jawaban itu, dua pedagang itu hanya terdiam. Sadar bahwa tempat itu belum akan dibuka dalam waktu dekat, mereka pun kemudian meminta solusi terbaik kepada Ganjar.
Ganjar meminta para pedagang tetap bersabar. Sebab saat ini, pemerintah sedang gencar melakukan persiapan untuk kembali membuka fasilitas-fasilitas publik termasuk pariwisata, dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
"Sabar, ini sedang kami siapkan. Kita latihan dulu ya, disiapkan nanti kira-kira seperti apa. Kemarin saya sudah ke Borobudur juga sama, sedang menyiapkan. Nanti pedagang diajak simulasi, cara jual belinya gimana, pengaturan jaraknya gimana, pembayarannya langsung dipegang atau disiapkan tempat khusus. Ini kan perlu latihan, tidak bisa cepat-cepat," terang Ganjar.
Ganjar sengaja gowes dari kediamannya di Semarang ke Candi Gedongsongo untuk mengecek persiapan di sana. Kepada pengelola, Ganjar meminta agar disiapkan betul apabila nantinya dibuka lagi.
"Flow mereka antri seperti apa, sarana prasana seperti tempat cuci tangan juga harus disiapkan, semua pengunjung wajib pakai masker, jaga jarak dan dicek suhu tubuhnya," katanya.
Ganjar juga meminta pengelola untuk menyiapkan polisi wisata. Polisi wisata itu ditugaskan untuk mengawasi pengunjung, menegur mereka yang tidak taat aturan serta membatasi agar tidak ada kerumunan.
"Saya minta segera dilakukan simulasi. Diujicoba dulu dengan sedikit pengunjung, mengajak wartawan dan pegiat pariwisata sehingga bisa diketahui bagaimana pengelolaannya. Polisi wisata juga harus dioptimalkan untuk mengatur, agar semua yang ada di sini nantinya bisa aman dan nyaman," tutupnya.
Sementara itu, salah satu pengurus obyek wisata Candi Gedongsongo, Siswanto mengatakan, candi Gedongsongo sudah ditutup sejak Maret lalu. Saat ini, pihaknya sedang mempersiapkan sarana prasarana apabila nanti kembali dibuka.
"Sedang disiapkan semuanya, tempat cuci tangan, poster himbauan, garis-garis untuk jaga jarak dan sebagainya. Minggu depan kemungkinan kami akan melakukan simulasi," katanya.
Siswanto menerangkan, setiap hari tak kurang dari 500 wisatawan masuk ke tempat wisata itu. Apabila akhir pekan atau libur hari besar, pengunjung bisa mencapai 4-5 ribu.
"Kalau nanti dibuka kembali, tetap kami akan lakukan pembatasan, paling tidak 50 persen dari total pengunjung biasanya," pungkasnya.
0 Response to "Cek Candi Gedongsongo, Ganjar Dicurhati Pedagang Sudah Tiga Bulan Tidak Ada Penghasilan"
Posting Komentar