Kembangkan Teaching Factory, Batik Seragam SMKN 3 Pati Diproduksi Siswa Sendiri
SEKITARPANTURA.COM,PATI
– Ditetapkannya batik oleh UNESCO menjadi warisan budaya dunia dinilai
patut menjadi kebanggaan tersendiri bangsa Indonesia. Kebanggaan itu juga
diperlihatkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Pati dengan turut
membekali siswanya dengan ketrampilan membatik.
Bertepatan dengan hari batik yang jatuh pada 2 Oktober,
merekapun turut menggelar demo membatik. Puluhan siswa mempraktikkan secara
langsung mulai dari proses pembuatan motif, metode pembuatan, pewarnaan hingga
kreasi kain menjadi pakaian jadi.
Uniknya di akhir acara, mereka memamerkan kain batik buatan
para siswa itu di sepanjang jalan Kolonel Sunandar. Para pengendara pun
terlihat antusias menyaksikan hasil karya siswa SMK tersebut.
Winarti, ketua jurusan tata busana SMK N 3 Pati mengatakan,
kegiatan tersebut sengaja digelar sebagai bentuk peringatan hari batik
nasional. Sekolah tersebut saat ini memang telah mengembangkan empat jenis
batik. Yakni batik tulis canting, batik remek, batik ciprat dan batik simbori.
“Kami memang ingin menjadikan batik sebagai salah satu
produk unggulan dari sekolah kami. Baik remek dan ciprat itu bahkan diharapkan
bisa menjadi ciri batik SMK 3,”terangnya.
Meski dibuat oleh
para siswa, namun diakuinya pengembangannya cukup baik. Untuk seragam dari
kelas X yang berjumlah sekitar 350an itupun kini telah ditangani dari siswa
sendiri. Mulai dari proses pembuatan kain batiknya sekaligus dalam proses
pembuatan kemejanya.
“Jadi seluruh tahapan hingga menjadi pakaian jadi semua yang
nangani siswa,”terangnya.
Proses pemasaran pun terus dikembangkan. Kini juga banyak
pesanan dari sejumlah instansi maupun rekan guru dari sekolah lain. Dengan
dipamerkan di pinggir jalan itu sendiri diharapkan bisa menjadi media promosi
jika produk siswa SMK bisa dijual bebas di masyarakat.
“Hal ini tentu selaras dengan konsep pembelajaran yang
sesuai dengan teaching factory. Setidaknya kami berharap setelah lulus
anak-anak nantinya bisa berwirausaha menjadi pengrajin batik,”tambahnya.
Hanya, diakuinya sekolah itu masih terkendala terkait gedung
dan peralatan pembuatan batik yang terbatas. Meski begitu hal tersebut tidak
menyurutkan langkah siswa untuk dapat mendalami cara membatik.
“Sebenarnya tidak sulit jika tahu tekhnik dan caranya.
Kebetulan batik remek ini menjadi salah satu ikon yang dikembangkan siswa SMKN
3 Pati,”terangnya.
Cara membuatnya pun diakuinya tak sulit. Kain tinggal
dicelupkan dengan watergloss. Setelah itu tinggal di smoke atau semacam dicubit
hingga rata. Barulah kemudian diberi pewarna dengan cara disemprot.
“Setelah itu didiamkan satu malam baru kemudian dijemur
ditempat yang teduh. Setelah proses jemur tinggal direbus agar lapisan malamnya
larut dan mengunci warna agar tidak luntur. Prosesnya membutuhkan waktu antara
2 hingga 3 hari,”ujar Regita Artasari siswi kelas XI Busana 3 SMKN 3 Pati.
Kini dia pun berencana untuk membuat batik sendiri di rumah.
Dengan harapan dia bisa menjadi pengrajin batik di kemudian hari. Terlebih
batik hingga saat ini masih memiliki prospek yang cukup baik.
“Untuk satu lembar berukuran 2,25 meter bisa dijual hingga
Rp 100 ribu tergantung tingkat kerumitannya. Karena kami memang berupaya
memproduksi baik dengan kualitas, kain dan pewarnaan yang baik,”imbuhnya.
0 Response to "Kembangkan Teaching Factory, Batik Seragam SMKN 3 Pati Diproduksi Siswa Sendiri"
Posting Komentar