Dua Putra Daerah Asal Pati Sabet Penghargaan Nasional
SEKITARPANTURA.COM,PATI - Dua putra daerah Kabupaten Pati berhasil meraih dua kategori penghargaan pada ajang Anugerah lptek dan Inovasi Nasional.
Penghargaan bergengsi di bidang teknologi tersebut diserahkan langsung oleh Menristekdikti RI Muhammad Nasir pada Malam Apresiasi Peringatan Hari Teknologi Nasional (Harteknas) Tahun 2019 di Denpasar, Bali, Selasa (27/8) malam.
Bupati Pati Haryanto pun menyampaikan rasa bangganya pada Komunitas Lingkar Literasi Studi Tjokro dan Muhammad Sobri yang telah mengharukan nama Pati di kancah nasional.
Menurut Haryanto, Komunitas Lingkar Literasi Studi Tjokro, dengan karya "Mas Jawa T-Netra" berhasil meraih peringkat ketiga pada kategori Labdha Kretya pada Sub Kategori Kerekayasaan.
"Inovasi yang diajukan oleh komunitas ini adalah money android scanner sebagai jawaban masalah tunanetra dengan metode optical character recognition," terang bupati.
Selain itu, imbuhnya, ada Muhammad Sobri yang berhasil meraih peringkat ketiga pada kategori Labdha Kretya Sub Kategori Pengembangan Sumber Daya Alam.
"Dengan Produk Inovasi Bioreaktor Kapal Selam, M Sobri berhasil mengubah limbah organik industri pertanian seperti kotoran ternak dan sampah organik menjadi pupuk organik dan energi," terang Haryanto.
Sobri yang merupakan lulusan S3 jurusan Ilmu Nutrisi dan Pakan Peternakan dari Institut Pertanian Bogor melakukan penelitian dan pengembangan selama tiga tahun sejak 2013 untuk menciptakan produk inovasi bioreaktor kapal selam. Pada 2017, Sobri bahkan mendapatkan paten atas produk tersebut.
Sementara itu, M Sobri (47) menuturkan, dengan penggunaan alatnya itu, proses fermentasi limbah organik misal limbah industri tapioka, kotoran ternak, sampah organik dapat menghasilkan pupuk organik dan gas yang dapat dikonversi menjadi energi listrik.
Diversifikasi gas yang dihasilkan dari proses fermentasi dengan bioreaktor itu dapat dijadikan sebagai sumber energi untuk memberikan pencahayaan, menyalakan kompor dan untuk mekanik traktor.
"Satu unit bioreaktor dapat menyuburkan 10 hektare sawah. Sawah butuh pupuk kimia satu ton per hektar sementara satu hektar sawah butuh 5-8 ton pupuk organik per hektare. Dalam sehari, satu unit bioreaktor dapat menghasilkan 200 kilogram pupuk sehingga dibutuhkan sekitar 25 hari untuk menghasilkan lima ton pupuk organik untuk satu hektare sawah," jelasnya.
Dengan pupuk organik itu, warga Desa Langse, Kecamatan Margorejo tidak perlu membeli dan menggunakan pupuk kimia yang berdampak buruk bagi kesehatan dan lingkungan.
Sementara itu, dalam sambutannya Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengucapkan selamat kepada para penerima berbagai Anugerah Inovasi dan Iptek.
Menurut Nasir, riset dan publikasi saja tidak cukup, yang terpenting bagaimana riset tersebut bisa menghasilkan bentuk dan inovasi yang bisa di terapkan langsung di masyarakat melalui komersialisasi hasil-hasil riset pada dunia usaha.
“Kami berharap dengan penyelenggaraan Hakteknas yang dipusatkan di daerah-daerah, menjadi daya dorong lahirnya inovasi di daerah,” pungkasnya.
Penghargaan bergengsi di bidang teknologi tersebut diserahkan langsung oleh Menristekdikti RI Muhammad Nasir pada Malam Apresiasi Peringatan Hari Teknologi Nasional (Harteknas) Tahun 2019 di Denpasar, Bali, Selasa (27/8) malam.
Bupati Pati Haryanto pun menyampaikan rasa bangganya pada Komunitas Lingkar Literasi Studi Tjokro dan Muhammad Sobri yang telah mengharukan nama Pati di kancah nasional.
Menurut Haryanto, Komunitas Lingkar Literasi Studi Tjokro, dengan karya "Mas Jawa T-Netra" berhasil meraih peringkat ketiga pada kategori Labdha Kretya pada Sub Kategori Kerekayasaan.
Foto / Istimewa |
"Inovasi yang diajukan oleh komunitas ini adalah money android scanner sebagai jawaban masalah tunanetra dengan metode optical character recognition," terang bupati.
Selain itu, imbuhnya, ada Muhammad Sobri yang berhasil meraih peringkat ketiga pada kategori Labdha Kretya Sub Kategori Pengembangan Sumber Daya Alam.
"Dengan Produk Inovasi Bioreaktor Kapal Selam, M Sobri berhasil mengubah limbah organik industri pertanian seperti kotoran ternak dan sampah organik menjadi pupuk organik dan energi," terang Haryanto.
Sobri yang merupakan lulusan S3 jurusan Ilmu Nutrisi dan Pakan Peternakan dari Institut Pertanian Bogor melakukan penelitian dan pengembangan selama tiga tahun sejak 2013 untuk menciptakan produk inovasi bioreaktor kapal selam. Pada 2017, Sobri bahkan mendapatkan paten atas produk tersebut.
Sementara itu, M Sobri (47) menuturkan, dengan penggunaan alatnya itu, proses fermentasi limbah organik misal limbah industri tapioka, kotoran ternak, sampah organik dapat menghasilkan pupuk organik dan gas yang dapat dikonversi menjadi energi listrik.
Diversifikasi gas yang dihasilkan dari proses fermentasi dengan bioreaktor itu dapat dijadikan sebagai sumber energi untuk memberikan pencahayaan, menyalakan kompor dan untuk mekanik traktor.
"Satu unit bioreaktor dapat menyuburkan 10 hektare sawah. Sawah butuh pupuk kimia satu ton per hektar sementara satu hektar sawah butuh 5-8 ton pupuk organik per hektare. Dalam sehari, satu unit bioreaktor dapat menghasilkan 200 kilogram pupuk sehingga dibutuhkan sekitar 25 hari untuk menghasilkan lima ton pupuk organik untuk satu hektare sawah," jelasnya.
Dengan pupuk organik itu, warga Desa Langse, Kecamatan Margorejo tidak perlu membeli dan menggunakan pupuk kimia yang berdampak buruk bagi kesehatan dan lingkungan.
Sementara itu, dalam sambutannya Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengucapkan selamat kepada para penerima berbagai Anugerah Inovasi dan Iptek.
Menurut Nasir, riset dan publikasi saja tidak cukup, yang terpenting bagaimana riset tersebut bisa menghasilkan bentuk dan inovasi yang bisa di terapkan langsung di masyarakat melalui komersialisasi hasil-hasil riset pada dunia usaha.
“Kami berharap dengan penyelenggaraan Hakteknas yang dipusatkan di daerah-daerah, menjadi daya dorong lahirnya inovasi di daerah,” pungkasnya.
0 Response to "Dua Putra Daerah Asal Pati Sabet Penghargaan Nasional "
Posting Komentar