Siswa SMP PGRI 6 Kayen Diajari Buat Bio Aktif
SEKITARPANTURA.COM,PATI - Ratusan guru dan siswa SMP PGRI 6 Kayen mengikuti keterampilan membuat bio aktif, yakni cairan alami membuat pupuk kompos organik. Pembuatan bio aktif yang sangat sederhana tersebut menggunakan bahan yang mudah didapat dan semuanya merupakan bahan alami.
Pembuatan bio aktif tersebut didampingi dari Woman Inspiration gage Go Organik (WI 3GO) Pati. Siswa dan guru diajarkan bagaimana teknik pembuatan bio aktif yang sesuai dengan prosedur yang benar.
Bambang, salah satu anggota WI 3GO menyampaikan, untuk pembuatan bio aktif sendiri, katanya menggunakan ragi tape, gula merah, bekatul, terasi sesuai takaran yang dicampur dengan 10 liter air mendidih.
"Tahapan itu tak instan, melainkan berproses selama 21 hari di dalam wadah kedap udara. Yakni, menggunakan drum yang hanya ada lubang pembuangan gas disalurkan ke botol berisi air. Fungsinya untuk buang gas dan udara dari luar tidak masuk," ujarnya.
Selanjutnya, katanya, setiap tiga hari sekali harus diaduk, sehingga menjadi cairan bio aktif yang nantinya dicampur dengan air sesuai takaran untuk membuat kompos dan pupuk cair organic (POC).
Bambang menambahkan, bio aktif ini sangat efektif untuk mengatasi sampah organik. Hanya menyemprotkan air campuran bio aktif ke sampah dan diaduk setiap tiga hari sekali, maka tempat sampah tak menumpuk. Satu ember bak sampah tak akan penuh selama enam bulan karena menjadi pupuk kompos dan POC.
“Campuran bio aktif dengan air sebayak 1,5 liter berharga 20 ribu rupiah. Tinggal mengalikan saja campuran air dengan bio aktif tadi menjadi berapa liter,” imbuhnya.
Salah satu siswa SMP PGRI 6 Kayen Sigit Arya Teguh Panuntun mengaku sangat senang bisa ikut berlatih membuat bio aktif secara berkelompok tersebut.
"Kesulitasn saat menyampur bahan dan kesabaran menunggu selama 21 hari itu dirasa sangat mudah karena dilakuakan berkelompok.
Hasilnya kalau jadi bisa dijual uangnya buat tabungan,” kata siswa kelas IX itu.
Sementara itu, Kepala SMP PGRI 6 Kayen Fauzan menyampaikan, jika keterampilan dalam membuat bio aktif tersebut bisa menjadi satu solusi sangat tepat bagi momok sampah yang ada di lingkungan SMP PGRI 6 Kayen.
“Sampah yang menjadi momok ini bisa lebih berguna. Di mana, nanti bermanfaat untuk kreasi anak. Menekan pengangguran. Termasuk guru juga diberi wawasan itu menjadi masukan untuk kita mengembangkan sekolahan berdiri sendiri," ungkapnya.
Fauzan berharap jika pihak sekolah berhasil menerapkan metode pengeolahan sampah ini, maka kedepannya bisa diaplikasikan pada lingkungan sekitar.
Pembuatan bio aktif tersebut didampingi dari Woman Inspiration gage Go Organik (WI 3GO) Pati. Siswa dan guru diajarkan bagaimana teknik pembuatan bio aktif yang sesuai dengan prosedur yang benar.
Bambang, salah satu anggota WI 3GO menyampaikan, untuk pembuatan bio aktif sendiri, katanya menggunakan ragi tape, gula merah, bekatul, terasi sesuai takaran yang dicampur dengan 10 liter air mendidih.
"Tahapan itu tak instan, melainkan berproses selama 21 hari di dalam wadah kedap udara. Yakni, menggunakan drum yang hanya ada lubang pembuangan gas disalurkan ke botol berisi air. Fungsinya untuk buang gas dan udara dari luar tidak masuk," ujarnya.
Selanjutnya, katanya, setiap tiga hari sekali harus diaduk, sehingga menjadi cairan bio aktif yang nantinya dicampur dengan air sesuai takaran untuk membuat kompos dan pupuk cair organic (POC).
Bambang menambahkan, bio aktif ini sangat efektif untuk mengatasi sampah organik. Hanya menyemprotkan air campuran bio aktif ke sampah dan diaduk setiap tiga hari sekali, maka tempat sampah tak menumpuk. Satu ember bak sampah tak akan penuh selama enam bulan karena menjadi pupuk kompos dan POC.
“Campuran bio aktif dengan air sebayak 1,5 liter berharga 20 ribu rupiah. Tinggal mengalikan saja campuran air dengan bio aktif tadi menjadi berapa liter,” imbuhnya.
Salah satu siswa SMP PGRI 6 Kayen Sigit Arya Teguh Panuntun mengaku sangat senang bisa ikut berlatih membuat bio aktif secara berkelompok tersebut.
"Kesulitasn saat menyampur bahan dan kesabaran menunggu selama 21 hari itu dirasa sangat mudah karena dilakuakan berkelompok.
Hasilnya kalau jadi bisa dijual uangnya buat tabungan,” kata siswa kelas IX itu.
Sementara itu, Kepala SMP PGRI 6 Kayen Fauzan menyampaikan, jika keterampilan dalam membuat bio aktif tersebut bisa menjadi satu solusi sangat tepat bagi momok sampah yang ada di lingkungan SMP PGRI 6 Kayen.
“Sampah yang menjadi momok ini bisa lebih berguna. Di mana, nanti bermanfaat untuk kreasi anak. Menekan pengangguran. Termasuk guru juga diberi wawasan itu menjadi masukan untuk kita mengembangkan sekolahan berdiri sendiri," ungkapnya.
Fauzan berharap jika pihak sekolah berhasil menerapkan metode pengeolahan sampah ini, maka kedepannya bisa diaplikasikan pada lingkungan sekitar.
0 Response to "Siswa SMP PGRI 6 Kayen Diajari Buat Bio Aktif"
Posting Komentar