4 Siswa SMAN 5 Purworejo Wakili Indonesia pada Konferensi DFC di Taiwan
SEKITARPANTURA.COM,PURWOREJO - Empat Siswa SMAN 5 Purworejo akan mewakili Indonesia dalam Be The Change Celebration, sebuah konferensi internasional tahunan yang diadakan Desigh for Change (DFC) global di Taiwan pada 30 November hingga 2 Desember 2018.
DFC adalah gerakan global memberdayakan anak-anak usia sekolah untuk melakukan perubahan positif di lingkunan sekitarnya.
Hal itu diketahui saat keempat siswa tersebut pamitan kepada Bupati Purworejo Agus Bastian di ruang kerja bupati, didampingi kepala Sekolah, guru pembimbing dan perwakilan DFC Indonesia, Rabu (14/11). Keempat siswa dari kelas 11 tersebut yakni Ramadita Nurul Novianti, Risa Indriyanti, Muhammad Haryadi Ramazidan Pratama dan Salsabila.
Kepala Sekolah SMAN 5 Purworejo Wicaksono Agus Purnomo menjelaskan, siswa siswa SMA Negeri 5 Purworejo menjadi salah satu pemenang kompetisi Plate Pioneer Z Award 2018. Kompetisi ini diikuti oleh tim dari 14 negara di Asia Negara dan Eropa.
Dikatakan Wicaksono seperti dilansir dari jatengprov.go.id, kompetisi ini diselenggarakan oleh World’s Largest Lesson, sebuah organisasi partner UNICEF yang bertujuan mengajarkan dan mengajak anak-anak usia sekolah untuk berpartisipasi dalam mencapai Suistainable Development Goals dan Desigh for Change global. Dalam proyeknya, tim DFC SMA Negeri 5 Purworejo mengambil topic makanan sehat.
Lebih jauh Wicaksono menambahkan, SMA Negeri 5 Purworejo berhasil berubah menjadi kawasan makanan sehat dengan mengimplementasikan beberapa solusi. Yakni seperti bekerjasama dengan pihak sekolah untuk membuat peraturan baru tentang makanan yang dijual dikantin sekolah, penanaman sayur dan buah, budidaya ikan disekolah, program membawa bekal setiap hari Rabu, dan menyediakan handuk dan sabun untuk mencuci tangan di wastafel sekolah.
“Kami telah melakukan persiapan setahun untuk mengikuti lomba ini. Saya gak percaya bisa mewakili Indonesia ke Taiwan,” kata Wicaksono.
Hal ini menurut Wicaksono bukan hanya prestasi bagi SMA Negeri 5 Purworejo dan Kabupaten Purworejo, namun juga bagi Indonesia karena untuk pertama kalinya Indonesia mengirim wakil di Be The Change Celebration.
“Dari 14 negara kami termasuk salah satu yang ditunjuk untuk mempresentasikan proyek makan sehat sekolah kami. Dana murni dari DFC, kami mendapat 6000 US Dolar, ini hanya cukup untuk empat anak, tim kami sebetulnya enam tetapi karena dana terbatas hanya empat anak,” imbuhnya.
Wicaksono berharap, seluruh siswa khususnya di SMAN 5 Purworejo dan SMA diseluruh Purworejo pada umumnya bisa mengkonsumsi makanan yang sehat. Hal itu karena mereka merupakan aset bangsa kedepan.
Amalia Setiabudi selaku perwakilan DFC Indonesia menerangkan, konferensi DFC di Taiwan itu akan dihadiri oleh perwakilan lebih dari 35 negara, dan anak-anak dari 22 negara yang akan presentasi tentang proyek DFC yang sudah mereka lakukan.
“Tahun ini untuk pertama kalinya Indonesia akan ikut dengan tema makanan sehat. Selain presentasi itu kita juga ada workshop dari ahli desigh dari Taiwan, Amerika dan India. Selain itu juga ada master class yang mengadirkan pembicara internasional,” terang Amalia didampingi Budi Kadaryati, pembina dari DFC.
DFC sendiri, lanjut Amalia, telah hadir di lebih dari 70 negara di seluruh dunia. Indonesia resmi bergabung tahun 2017, serta pernah mengirim perwakilan ke konferensi yang pertama kali diadakan di Madrid Spanyol. Pada konferensi tahun lalu di Madrid, pihaknya belum membawa anak karena pertama belum ada yang layak dibawa, yang kedua karena belum adanya sponsor.
“Kita terkendala biaya, karena ini murni sosial. Tahun depan rencanannya akan diadakan di Roma Italia, kalau semakin banyak sponsor kita bisa membawa banyak anak,” ungkap Amalia.
Amalia menambahkan, DFC Indonesia sendiri sebenarnya mencakup nasional. Namun karena keterbatasan, pihaknya memulainya dari Purworejo terlebih dahulu. Harapanya kedepan pihaknya dapat menjaring pioneer perubahan dari daerah lain. Tentunya dengan bantuan dan dukungan para sponsor dan pihak sekolah.
“Kami ingin seluruh anak Indonesia mempunyai pola pikir “Aku Bisa”, dalam hal merubah sesuatu kepada hal yang lebih baik. Harapannya mereka bisa menjadi duta perubahan perilaku dan pola pikir serta dapat menularkan ke teman-teman lainnya,” imbuh Amalia.
Sementara itu, Bupati Purworejo Agus Bastian berharap apa yang sudah dilakukan oleh DFC dan dukungan para guru SMA N Purworejo dapat terus dilakukan dan ditiru oleh sekolah-sekolah lain. Dirinya merasa cukup bangga, karena Purworejo dapat menjadi pioneer perubahan.
“Purworejo bisa menjadi pioneer, selain bagi warga dunia, khususnya untuk warga Purworejo agar dapat melakukan perubahan gaya hidup dan perubahan pola pikir kearah yang lebih baik,” kata Bupati.
DFC adalah gerakan global memberdayakan anak-anak usia sekolah untuk melakukan perubahan positif di lingkunan sekitarnya.
Hal itu diketahui saat keempat siswa tersebut pamitan kepada Bupati Purworejo Agus Bastian di ruang kerja bupati, didampingi kepala Sekolah, guru pembimbing dan perwakilan DFC Indonesia, Rabu (14/11). Keempat siswa dari kelas 11 tersebut yakni Ramadita Nurul Novianti, Risa Indriyanti, Muhammad Haryadi Ramazidan Pratama dan Salsabila.
Foto/Istimewa |
Kepala Sekolah SMAN 5 Purworejo Wicaksono Agus Purnomo menjelaskan, siswa siswa SMA Negeri 5 Purworejo menjadi salah satu pemenang kompetisi Plate Pioneer Z Award 2018. Kompetisi ini diikuti oleh tim dari 14 negara di Asia Negara dan Eropa.
Dikatakan Wicaksono seperti dilansir dari jatengprov.go.id, kompetisi ini diselenggarakan oleh World’s Largest Lesson, sebuah organisasi partner UNICEF yang bertujuan mengajarkan dan mengajak anak-anak usia sekolah untuk berpartisipasi dalam mencapai Suistainable Development Goals dan Desigh for Change global. Dalam proyeknya, tim DFC SMA Negeri 5 Purworejo mengambil topic makanan sehat.
Lebih jauh Wicaksono menambahkan, SMA Negeri 5 Purworejo berhasil berubah menjadi kawasan makanan sehat dengan mengimplementasikan beberapa solusi. Yakni seperti bekerjasama dengan pihak sekolah untuk membuat peraturan baru tentang makanan yang dijual dikantin sekolah, penanaman sayur dan buah, budidaya ikan disekolah, program membawa bekal setiap hari Rabu, dan menyediakan handuk dan sabun untuk mencuci tangan di wastafel sekolah.
“Kami telah melakukan persiapan setahun untuk mengikuti lomba ini. Saya gak percaya bisa mewakili Indonesia ke Taiwan,” kata Wicaksono.
Hal ini menurut Wicaksono bukan hanya prestasi bagi SMA Negeri 5 Purworejo dan Kabupaten Purworejo, namun juga bagi Indonesia karena untuk pertama kalinya Indonesia mengirim wakil di Be The Change Celebration.
“Dari 14 negara kami termasuk salah satu yang ditunjuk untuk mempresentasikan proyek makan sehat sekolah kami. Dana murni dari DFC, kami mendapat 6000 US Dolar, ini hanya cukup untuk empat anak, tim kami sebetulnya enam tetapi karena dana terbatas hanya empat anak,” imbuhnya.
Wicaksono berharap, seluruh siswa khususnya di SMAN 5 Purworejo dan SMA diseluruh Purworejo pada umumnya bisa mengkonsumsi makanan yang sehat. Hal itu karena mereka merupakan aset bangsa kedepan.
Amalia Setiabudi selaku perwakilan DFC Indonesia menerangkan, konferensi DFC di Taiwan itu akan dihadiri oleh perwakilan lebih dari 35 negara, dan anak-anak dari 22 negara yang akan presentasi tentang proyek DFC yang sudah mereka lakukan.
“Tahun ini untuk pertama kalinya Indonesia akan ikut dengan tema makanan sehat. Selain presentasi itu kita juga ada workshop dari ahli desigh dari Taiwan, Amerika dan India. Selain itu juga ada master class yang mengadirkan pembicara internasional,” terang Amalia didampingi Budi Kadaryati, pembina dari DFC.
DFC sendiri, lanjut Amalia, telah hadir di lebih dari 70 negara di seluruh dunia. Indonesia resmi bergabung tahun 2017, serta pernah mengirim perwakilan ke konferensi yang pertama kali diadakan di Madrid Spanyol. Pada konferensi tahun lalu di Madrid, pihaknya belum membawa anak karena pertama belum ada yang layak dibawa, yang kedua karena belum adanya sponsor.
“Kita terkendala biaya, karena ini murni sosial. Tahun depan rencanannya akan diadakan di Roma Italia, kalau semakin banyak sponsor kita bisa membawa banyak anak,” ungkap Amalia.
Amalia menambahkan, DFC Indonesia sendiri sebenarnya mencakup nasional. Namun karena keterbatasan, pihaknya memulainya dari Purworejo terlebih dahulu. Harapanya kedepan pihaknya dapat menjaring pioneer perubahan dari daerah lain. Tentunya dengan bantuan dan dukungan para sponsor dan pihak sekolah.
“Kami ingin seluruh anak Indonesia mempunyai pola pikir “Aku Bisa”, dalam hal merubah sesuatu kepada hal yang lebih baik. Harapannya mereka bisa menjadi duta perubahan perilaku dan pola pikir serta dapat menularkan ke teman-teman lainnya,” imbuh Amalia.
Sementara itu, Bupati Purworejo Agus Bastian berharap apa yang sudah dilakukan oleh DFC dan dukungan para guru SMA N Purworejo dapat terus dilakukan dan ditiru oleh sekolah-sekolah lain. Dirinya merasa cukup bangga, karena Purworejo dapat menjadi pioneer perubahan.
“Purworejo bisa menjadi pioneer, selain bagi warga dunia, khususnya untuk warga Purworejo agar dapat melakukan perubahan gaya hidup dan perubahan pola pikir kearah yang lebih baik,” kata Bupati.
0 Response to "4 Siswa SMAN 5 Purworejo Wakili Indonesia pada Konferensi DFC di Taiwan"
Posting Komentar