Warga Berebut Nasi Kuning di Punden Mbah Tareko
SEKITARPANTURA.COM, PATI - Kemeriahan terlihat pada pelaksanaan sedekah bumi di Desa Mintomulyo, Kecamatan Juwana, Pati, pada Kamis (19/7). Tampak ribuan warga tumpah ruah untuk memeriahkan acara tersebut.
Berbagai acara dihelat pada acara sedekah bumi tersebut. Di antaranya adalah, pagelaran budaya ketoprak, wayang kulit, jalan santai, maraton, sepeda santai dan kirab budaya.
Yang tak kalah menarik adalah tradisi berebut nasi kuning di punden Mbah Tareko, yang berada di Dukuh Mbagu, desa setempat.
Dalam tradisi ini, nasi kuning yang telah dibungkus dengan plastik ukuran kecil, yang telah didoakan dan ditempatkan di punden Mbah Tareko tersebut, kemudian dibagi kepada warga.
Meski pihak panitia telah menyediakan nasi tersebut dalam jumlah yang banyak, namun banyak warga yang berebut untuk mendapatkan terlebih dahulu nasi buceng atau nasi kuning tersebut.
"Ada keyakinan dari warga jika, nasi kuning yang didapatkan dari Punden Mbah Tareko ini ada keberkahannya. Yakni bisa untuk obat, bisa untuk tanaman, bisa untuk berdagang, keselamatan dan lain sebagainya," ujar Pariyo, Juru Kunci Punden Mbah Tareko.
Sementara itu, Kepala Desa Mintomulyo Warnadi menyampaikan, jika warga yang datang pada acara sedekah bumi dan ingin mendapatkan nasi kuning dari punden tersebut tidak hanya dari warga setempat saja, tapi dari luar daerah juga banyak.
"Dulu bahkan banyak juga yang dari luar Jawa datang ke sini (Dukuh Mbagu) ketika ada acara seperti ini. Mereka memiliki keyakinan jika nasi kuning yang didapatkan tersebut ada berkahnya," ungkapnya.
Kemudian, terkait dengan acara sedekah bumi sendiri, hal itu menurutnya menjadi agenda rutin tahunan setiap bulan Apit pada penanggalan Jawa.
"Ini tak lain adalah sebagai bentuk ungkapan syukur kita kepada TUhan atas rezeki yang selama ini didapatkan warga," pungkasnya.
Berbagai acara dihelat pada acara sedekah bumi tersebut. Di antaranya adalah, pagelaran budaya ketoprak, wayang kulit, jalan santai, maraton, sepeda santai dan kirab budaya.
Yang tak kalah menarik adalah tradisi berebut nasi kuning di punden Mbah Tareko, yang berada di Dukuh Mbagu, desa setempat.
Dalam tradisi ini, nasi kuning yang telah dibungkus dengan plastik ukuran kecil, yang telah didoakan dan ditempatkan di punden Mbah Tareko tersebut, kemudian dibagi kepada warga.
Meski pihak panitia telah menyediakan nasi tersebut dalam jumlah yang banyak, namun banyak warga yang berebut untuk mendapatkan terlebih dahulu nasi buceng atau nasi kuning tersebut.
"Ada keyakinan dari warga jika, nasi kuning yang didapatkan dari Punden Mbah Tareko ini ada keberkahannya. Yakni bisa untuk obat, bisa untuk tanaman, bisa untuk berdagang, keselamatan dan lain sebagainya," ujar Pariyo, Juru Kunci Punden Mbah Tareko.
Sementara itu, Kepala Desa Mintomulyo Warnadi menyampaikan, jika warga yang datang pada acara sedekah bumi dan ingin mendapatkan nasi kuning dari punden tersebut tidak hanya dari warga setempat saja, tapi dari luar daerah juga banyak.
"Dulu bahkan banyak juga yang dari luar Jawa datang ke sini (Dukuh Mbagu) ketika ada acara seperti ini. Mereka memiliki keyakinan jika nasi kuning yang didapatkan tersebut ada berkahnya," ungkapnya.
Kemudian, terkait dengan acara sedekah bumi sendiri, hal itu menurutnya menjadi agenda rutin tahunan setiap bulan Apit pada penanggalan Jawa.
"Ini tak lain adalah sebagai bentuk ungkapan syukur kita kepada TUhan atas rezeki yang selama ini didapatkan warga," pungkasnya.
0 Response to "Warga Berebut Nasi Kuning di Punden Mbah Tareko "
Posting Komentar