Mudik ke Kudus? Yuk Berburu Kuliner Khasnya
SEKITARPANTURA.COM,KUDUS - Bagi Anda yang Lebaran nanti berkesempatan mudik ke Kabupaten Kudus atau kebetulan pas melewati daerah ini, jangan lupa untuk berburu kuliner khasnya yang dijamin mak nyoss.
Ada berbagai ragam kuliner khas, yang bisa jarang Anda temui di kota lain. Pun demikian, jika mencicipi langsung di daerah asalnya, tentu akan lebih terasa nikmatanya.
Nah, berikut ini adalah makanan-makanan lezat dan unik khas Kabupaten Kudus :
Lentog Tanjung
Lentog Tanjung merupakan makanan khas Kabupaten Kudus yang jarang ditemui di luar daerah asalnya. Lentog yang berarti lontong dan Tanjung yang berarti desa Tanjungkarang daerah asal makanan ini. Kuliner ini banyak di cari sebagai sajian sarapan. Di Kabupaten Kudus terdapar sentra penjualan Lentog Tanjung yaitu di sebelah Utara simpang lima jalan lingkar Tanjungkarang.
Setiap hari libur kawasan tersebut dipadati pengunjung yang tidak hanya dari Kudus tetapi juga dari luar kota. Makanan ini hanya terdiri dati lontong yang diiris kecil-kecil, lodeh tahu, dan sayur nangka muda yang ditambah dengan sambal cair. Selain jarang ditemui di luar Kudus, keunikan makanan ini ada pada lontongnya yang besarnya hampir sebesar paha orang dewasa.
Soto Kudus
Makanan satu ini sudah terkenal sejak lama. Namun, banyak orang yang belum mengetahui versi Soto Kudus yang sebenarnya yaitu menggunakan daging kerbau namun ada juga yang menggunakan daging ayam. Dahulu kala ketika Sunan Kudus tiba di Kudus beliau membuat larangan menyembelih sapi untuk menghormati penduduk asli Kudus yang mayoritas beragama Hindu.
Budaya ini masih ada hingga sekarang meskipun beberapa orang sudah berani menyembelih sapi saat Idul Adha dengan alasan sudah tidak ada orang Hindu di Kudus. Selain daging yang digunakan, isian lainnya juga berbeda. Jika Soto Semarang menggunakan tambahan soun dan telur ayam, Soto Kudus hanya kecambah, daun bawang, dan seledri.
Sate Kerbau
Satu lagi makanan yang wajib dicicipi saat berkunjung di Kabupaten Kudus adalah sate kerbau. Seperti yang telah tertulis di atas, kebudayaan yang diturunkan Sunan Kudus ini menciptakan makanan-makanan lezat dan menjadi ciri khas Kabupaten Kudus. Sate kerbau mempunyi daya tarik bukan hanya dari bahan dasarnya tetapi juga dari rasanya.
Jangan khawatir daging alot karena daging kerbau dihaluskan terlebih dahulu lalu dibentuk menyerupai sate lilit khas Bali.Rasa manis disapatkan dari kecap manis dan gula merah yang dicampurkan pada dagingnya. Sate ini juga sulit ditemui di luar daerah asalnya maka makanan ini menjadi unik dan khas dari Kabupaten Kudus.
Nasi Pindang
Lagi-lagi makanan khas Kabupaten Kudus berasal dari lereng Gunung Muria, tepatnya di Desa Colo. Nasi Pindang adalah nasi dengan irisan daging dan daun melinjo yang diguyur kuah santan. Daging yang digunakan adalah daging kerbau seperti pada Soto Kudus. Hidangangan ini dahulu hanya ada di acara hajatan namun seiring dengan berkembangnya zaman Nasi Pindang sudah dijual bebas di Kabupaten Kudus. Nasi Pindang mempunyai kemiripan dengan Rawon Jawa Timur, hanya saja kuah santan yang dicampur keluak dan daun melinjo yang menjadikannya istimewa.
Garang Asem Ayam
Garang Asem khas Kudus ini sangat digemari banyak orang dari berbagai kalangan. Makanan ini dahulunya dianggap mewah karena hanya dinikmati orang-orang berduit pada masa itu dan hanya dihidangkan pada waktu-waktu tertentu. Makanan ini lumanyan menarik wisatawan karena rasanya yang khas. Hanya beberapa rumah makan yang menjual sajian ini. Jika anda berminat mencicipinya anda bisa membuatnya sendiri di rumah namun tidak bisa menjamin kekhasan rasanya.
Parijoto
Yang satu ini bukan makanan olahan melainkan buah unik dari lereng Muria. Buah ini hanya tumbuh subur di lereng Gunung Muria saja sehingga banyak wisatawan yang membelinya sebagai oleh-oleh khas Gunung Muria Kabupaten Kudus. Parijoto juga diabadikan sebagai motif batik Kudus.
Konon katanya buah ini dapat membuat anak dalam kandungan menjadi cantik dan tampan. Biasanya ibu hamil memakan buah ini pada usia kandungan menginjak lima bulan namun ada juga yang memakannya saat usia kandungan baru dua atau tiga bulan.
Dikarenakan rasanya yang asam dan agak getir, buah ini biasanya dijadikan sebagai rujak atau direbus dahulu sebelum dikonsumsi. Buah dengan nama latin Medinella speciosa L. ini secara medis sebenarnya memiliki kandungan bahan kimia saponin dan kardenolin pada daun dan buahnya, sedangkan pada buahnya mengandung flavonoid dan daunnya mengandung tannin yang berkhasiat sebagai obat sariawan dan obat diare. Anda tertarik untuk memperbaiki keturunan? Silahkan coba buah Parijoto ini.
Lepet
Lepet berasal dari kata “lepat” atau “luput” dalam Bahasa Jawa yang artinya kesalahan. Hidangan ini sering dibuat pada lebaran ketupat atau hari ke tujuh Idul Fitri. Makanan ini terbuat dari beras ketan dan kelapa parut yang dibungkus menggunakan daun kelapa lalu direbus. Biasanya isi lepet ditambah dengan Kacang Tolo namun sekarang sudah dikreasikan dengan ditambah nangka atau pisang sesuai selera. Uniknya ada cerita di balik makanan ini. Orang yang lebih muda mengirimkan Lepet ini bersama Ketupat ke rumah keluarga yang lebih tua, misalnya ibu.Makanan ini digunakan sebagai simbol permintaan maaf maka disebut Lepet.
Ada berbagai ragam kuliner khas, yang bisa jarang Anda temui di kota lain. Pun demikian, jika mencicipi langsung di daerah asalnya, tentu akan lebih terasa nikmatanya.
Nah, berikut ini adalah makanan-makanan lezat dan unik khas Kabupaten Kudus :
Lentog Tanjung
Lentog Tanjung merupakan makanan khas Kabupaten Kudus yang jarang ditemui di luar daerah asalnya. Lentog yang berarti lontong dan Tanjung yang berarti desa Tanjungkarang daerah asal makanan ini. Kuliner ini banyak di cari sebagai sajian sarapan. Di Kabupaten Kudus terdapar sentra penjualan Lentog Tanjung yaitu di sebelah Utara simpang lima jalan lingkar Tanjungkarang.
Setiap hari libur kawasan tersebut dipadati pengunjung yang tidak hanya dari Kudus tetapi juga dari luar kota. Makanan ini hanya terdiri dati lontong yang diiris kecil-kecil, lodeh tahu, dan sayur nangka muda yang ditambah dengan sambal cair. Selain jarang ditemui di luar Kudus, keunikan makanan ini ada pada lontongnya yang besarnya hampir sebesar paha orang dewasa.
Lentog Tanjung / Istimewa |
Soto Kudus
Makanan satu ini sudah terkenal sejak lama. Namun, banyak orang yang belum mengetahui versi Soto Kudus yang sebenarnya yaitu menggunakan daging kerbau namun ada juga yang menggunakan daging ayam. Dahulu kala ketika Sunan Kudus tiba di Kudus beliau membuat larangan menyembelih sapi untuk menghormati penduduk asli Kudus yang mayoritas beragama Hindu.
Budaya ini masih ada hingga sekarang meskipun beberapa orang sudah berani menyembelih sapi saat Idul Adha dengan alasan sudah tidak ada orang Hindu di Kudus. Selain daging yang digunakan, isian lainnya juga berbeda. Jika Soto Semarang menggunakan tambahan soun dan telur ayam, Soto Kudus hanya kecambah, daun bawang, dan seledri.
Soto Kudus / Istimewa |
Sate Kerbau
Satu lagi makanan yang wajib dicicipi saat berkunjung di Kabupaten Kudus adalah sate kerbau. Seperti yang telah tertulis di atas, kebudayaan yang diturunkan Sunan Kudus ini menciptakan makanan-makanan lezat dan menjadi ciri khas Kabupaten Kudus. Sate kerbau mempunyi daya tarik bukan hanya dari bahan dasarnya tetapi juga dari rasanya.
Jangan khawatir daging alot karena daging kerbau dihaluskan terlebih dahulu lalu dibentuk menyerupai sate lilit khas Bali.Rasa manis disapatkan dari kecap manis dan gula merah yang dicampurkan pada dagingnya. Sate ini juga sulit ditemui di luar daerah asalnya maka makanan ini menjadi unik dan khas dari Kabupaten Kudus.
Nasi Pindang
Lagi-lagi makanan khas Kabupaten Kudus berasal dari lereng Gunung Muria, tepatnya di Desa Colo. Nasi Pindang adalah nasi dengan irisan daging dan daun melinjo yang diguyur kuah santan. Daging yang digunakan adalah daging kerbau seperti pada Soto Kudus. Hidangangan ini dahulu hanya ada di acara hajatan namun seiring dengan berkembangnya zaman Nasi Pindang sudah dijual bebas di Kabupaten Kudus. Nasi Pindang mempunyai kemiripan dengan Rawon Jawa Timur, hanya saja kuah santan yang dicampur keluak dan daun melinjo yang menjadikannya istimewa.
Nasi Pindang |
Garang Asem Ayam
Garang Asem khas Kudus ini sangat digemari banyak orang dari berbagai kalangan. Makanan ini dahulunya dianggap mewah karena hanya dinikmati orang-orang berduit pada masa itu dan hanya dihidangkan pada waktu-waktu tertentu. Makanan ini lumanyan menarik wisatawan karena rasanya yang khas. Hanya beberapa rumah makan yang menjual sajian ini. Jika anda berminat mencicipinya anda bisa membuatnya sendiri di rumah namun tidak bisa menjamin kekhasan rasanya.
Garang Asem |
Parijoto
Yang satu ini bukan makanan olahan melainkan buah unik dari lereng Muria. Buah ini hanya tumbuh subur di lereng Gunung Muria saja sehingga banyak wisatawan yang membelinya sebagai oleh-oleh khas Gunung Muria Kabupaten Kudus. Parijoto juga diabadikan sebagai motif batik Kudus.
Konon katanya buah ini dapat membuat anak dalam kandungan menjadi cantik dan tampan. Biasanya ibu hamil memakan buah ini pada usia kandungan menginjak lima bulan namun ada juga yang memakannya saat usia kandungan baru dua atau tiga bulan.
Dikarenakan rasanya yang asam dan agak getir, buah ini biasanya dijadikan sebagai rujak atau direbus dahulu sebelum dikonsumsi. Buah dengan nama latin Medinella speciosa L. ini secara medis sebenarnya memiliki kandungan bahan kimia saponin dan kardenolin pada daun dan buahnya, sedangkan pada buahnya mengandung flavonoid dan daunnya mengandung tannin yang berkhasiat sebagai obat sariawan dan obat diare. Anda tertarik untuk memperbaiki keturunan? Silahkan coba buah Parijoto ini.
Parijoto / Istimewa |
Lepet
Lepet berasal dari kata “lepat” atau “luput” dalam Bahasa Jawa yang artinya kesalahan. Hidangan ini sering dibuat pada lebaran ketupat atau hari ke tujuh Idul Fitri. Makanan ini terbuat dari beras ketan dan kelapa parut yang dibungkus menggunakan daun kelapa lalu direbus. Biasanya isi lepet ditambah dengan Kacang Tolo namun sekarang sudah dikreasikan dengan ditambah nangka atau pisang sesuai selera. Uniknya ada cerita di balik makanan ini. Orang yang lebih muda mengirimkan Lepet ini bersama Ketupat ke rumah keluarga yang lebih tua, misalnya ibu.Makanan ini digunakan sebagai simbol permintaan maaf maka disebut Lepet.
Lepet / Istimewa |
nyam nyam... :D
BalasHapus