Aksi 8 September di Candi Borobudur Dibatalkan
SEKITARPANTURA.COM,SEMARANG - Rencana aksi demonstrasi yang dilakukan waga muslim Magelang di kawasan Candi Borobudur pada Jumat (8/9) dipastikan batal. Pengunjung dan wisatawan perorangan ke daerah tersebut ditutup, dan hanya dibuka untuk wisatawan kelompok saja.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah, Sri Puryono mengatakan, penutupan akses wisata Borobudur kepada wisatawan perorangan dilaksanakan hanya sehari. Alasan kenapa lebih mengutamakan pembukaan akses wisata kepada kelompok yang sudah terjadwal lantaran lebih mudah dipantau. Termasuk, wisatawan mancanegara diperbolehkan masuk dalam kawasan Candi Borobudur.
Ilustrasi |
Pihaknya mengaku sudah melakukan konfirmasi kepada koordinator rencana aksi dan memastikan aksi 'kepung Borobudur' dialihkan menjadi kegiatan lain. "Rencana unjuk rasa di Candi Borobudur sudah disepakati untuk tidak dilakukan. Mereka kemudian mengadakan kegiatan simpatik dengan doa bersama dan solat jumat bersama di Masjid Annur Magelang. Semua yang menangani nanti takmir masjid," ungkap Puryono usai rapat Forkompimda di Gedung A laintai 2 Setda Provinsi Jateng Jalan Pahlawan, Rabu (6/9).
Puryono menegaskan, selama aksi simpatik tidak boleh dilakukan orasi di masjid. Alasannya, tempat ibadah merupakan tempat yang dilarang unjukrasa. "Tidak boleh orasi, hanya boleh khutbah saja," tegasnya.
Kapolda Jateng, Irjen Pol Condro Kirono mengatakan, siaga satu akan diberlakukan di sekitar Borobudur mulai Kamis (7/9) hingga Sabtu (9/9). Pihaknya memastikan, usai dilaksanakan salat jumat di masjid, simpatisan harus membubarkan diri, dan tidak boleh ada aksi susulan.
"Warga akan melakukan salat ghaib dan salat jumat di masjid. Kekuatan (pengamanan) akan tetap disiagakan untuk mengantisipasi perubahan kondisi di lapangan. Sementara terpantau daya tampung masjid di sana 1.500 jamaah, dan kami akan mengerahkan 25 satuan setingkat kompi (SSK) untuk pengamanan pada 8 September," ungkap Condro.
Sementara itu, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jateng, Mudjahirin Tohir mengatakan, kondisi yang menimpa umat muslim Rohingya di Myanmar semeskinya bisa dijadikan momentum pemersatu umat. Pihaknya akan mengusahakan pembentukan paguyuban yang berisikan lintas agama di tingkat kabupaten dan dibawahnya untuk menjaga komunikasi yang lebih baik.
Saat ditanya apakah sudah ada aksi ancaman kepada umat Budha, Mudjahirin mengaku tidak ada sama sekali. Pasalnya di Jateng dianggap menjadi wilayah yang masih kondusif dan masih memiliki nilai toleransi yang tinggi. "Kedepan tingkat kecamatan perlu dilakukan pembentukan paguyuban lintas agama untuk mempermudah komunikasi," terangnya.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah, Ahmad Darodji mengatakan, khotib salat jumat di masjid yang dilakukan untuk aksi simpatik diharapkan meyerukan perdamaian. Jika memungkinkan, kotak amal yang diedarkan bisa diusahakan untuk melaksanakan penggalangan dana kepada umat muslim Rohingya. Dalam Forkompimda tersebut, turut hadir Pangdam IV Diponegoro Mayjend Tatan Sulaiman.
0 Response to "Aksi 8 September di Candi Borobudur Dibatalkan"
Posting Komentar