Perhatian Bagi Pemudik! Jangan Percayai Kanal Info Mudik Ngawur
SEKITARPANTURA.COM,SEMARANG – Jalan tol fungsional yang membentang dari Brebes hingga Kabupaten Batang, sudah bisa dilalui pemudik pada 15 Juni atau H-10 Lebaran 2017. Kendati kondisi jalan relatif mulus, namun pemudik harus mewaspadai kondisi jalan “cilukba” atau permukaan jalan bergelombang.
“Antara Brebes sampai Pemalang ada jalan gundukan, jalan ini nantinya dibongkar. Nah dijalan gundukan itu harus ada rambu-rambu peringatan yang dilengkapi lampu. Harus terang karena kondisi jalannya cilukba,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Jawa Tengah Ir Satriyo Hidayat, seusai Rapat Koordinasi Persiapan Lebaran Forum Komunikasi Pemimpin Daerah (Forkopimda) di ruang rapat lantai 2 Kantor Gubernur, Senin (12/6).
Kendati operasional tol fungsional Brebes-Pemalang dan Bawen-Salatiga selama arus mudik dan balik hingga pukul 17.00 WIB, dia meminta pengelola jalan tol tetap melengkapi rambu-rambu dan lampu penerangan jalan. Setidaknya, sebelum arus mudik lampu sudah terpasang di titik-titik gelap. Sebab, pada puncak arus mudik, yakni Jumat dan Sabtu atau H-2 hingga H-1 lebaran, sangat memungkinkan pemudik melintas di tol fungsional pada malam hari.
Foto/Diskominfo Jateng |
“Ada tidak pada saat sudah antre di pintu tol kemudian tiba-tiba ditutup. Jadi ekstremnya, pada Jumat-Sabtu mau tidak mau buka 24 jam,” terang Satriyo.
Selain mewaspadai kondisi jalan bergelombang, pemudik yang memanfaatkan tol juga diminta mematuhi perintah petugas. Terutama jika diarahkan keluar tol dan melalui jalur pantura atau alternatif saat terjadi kepadatan arus kendaraan di jalur tol. Fungsional Tol Brebes-Batang terdiri dua lajur dengan lebar tujuh meter, satu arah, lengkap dengan pembatas pada bagian kanan dan kiri jalan.
“Pekalongan menjadi simpul kemacetan karena wilayah tersebut tidak memiliki jalur lingkar atau hanya ada jalur dalam kota dan terdapat dua perlintasan kereta api. Maka fungsional tol jika tidak sampai Batang, ya biarkan saja bukaannya di Kaligansa Tegal,” jelasnya.
Selain Pekalongan, lanjut Satriyo, ruas Gringsing juga menjadi potensi kemacetan arus mudik 2017, karena titik tersebut merupakan pertemuan arus kendaraan yang keluar tol dan kendaraan yang melintas di jalur pantura. Sedangkan jalur mudik di Tol Bawen-Salatiga yang mulai diperasikan pada 18 Juni, titik rawan kemacetan adalah jalur keluar Tol Tingkir.
“Untuk memecah kepadatan arus lalu lintas, maka kendaraan pemudik keluar tol Tingkir bisa mengambil arah ke kiri sekitar dua kilometer akan sampai jalan nasional, kemudian arah kanan menuju Gemolong, Kabupaten Sragen,” bebernya.
Apabila jalan tol maupun jalur pantura padat kendaraan, pemudik dari arah barat dapat memanfaatkan jalur alternatif dengan lebar jalan beton 5-6 meter, mulai dari Kabupaten Tegal masuk Slawi, kemudian melintasi Kabupaten Pemalang melalui Randu Dongkal, Bantarbolang, lalu Kabupaten Pekalongan lewat Kesesi, Batang selanjutnya tembus Ungaran.
Sementara itu, dalam paparannya Satriyo menyebutkan, kurang lebih 8,14 juta pemudik akan pulang ke berbagai daerah di Jawa Tengah. Pemudik yang bakal masuk Jateng tersebut didominasi pemudik menggunakan sepeda motor yang naik sekitar 20 persen dari tahun sebelumnya. Tidak hanya pemudik kendaraan sepeda motor, pemudik mengendarai mobil pribadi juga meningkat tajam atau mencapai 40 persen, sementara pemudik menggunakan angkutan umum terutama bus diperkirakan turun.
Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo menambahkan, fungsional tol pantura sudah beres. Namun, pada jalan bebas hambatan tersebut perlu ada penerangan jalan. Dan Polri siap membantu dengan lighting mobile di ruas-ruas yang kondisinya gelap.
“Gringsing menjadi tempat yang kira-kira kita hitung titik-titik kemacetan baru. Kemudian ini yang kita siapkan dan helikopter SAR akan ditaruh di sana. Terus yang lain akan kita siapkan, sekarang kita sedang mencari titiknya,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, gubernur juga meminta masyarakat jangan mempercayai ataupun mengikuti kanal informasi mudik yang tidak resmi atau ngawur. Semua informasi seputar mudik akan disebar kepada masyarakat melalui media sosial, leaflet, media massa, maupun aplikasi dari Dinas Komunikasi dan Informatika. Termasuk ke mana masyarakat mengadu saat terjadi kemacetan parah, menghubungi kesehatan, polisi, dan bila terjadi bencana. Sehinga masyarakat bisa menelepon dan segera ditindaklanjuti dengan cepat.
“Jangan ikuti kanal ngawur, ikuti kanal resmi. Misalnya smile police punya Polda Jateng, kemudian call center perhubungan atau aplikasi dari Kominfo yang memberikan informasi akurat seputar mudik,” pintanya.
0 Response to "Perhatian Bagi Pemudik! Jangan Percayai Kanal Info Mudik Ngawur"
Posting Komentar