Kasrin, Tukang Becak yang Pergi Haji Secara Misterius

SEKITARPANTURA.COM, REMBANG - Kasrin (60) bin Sumarto, seorang tukang becak asal Dukuh Gembul, Desa Sumberejo, Kecamatan Pamotan, Rembang, pada musim haji tahun ini disebut-sebut ikut menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci. Pria ini berangkat pada Selasa (23/08) malam.

Tetapi, keberangkatan Kasrin menunaikan haji malah menimbulkan kehebohan warga sekitar, karena dinilai sangat aneh. Sebab, Kasrin tidak pernah mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah haji, dan juga tidak pernah mengurus administrasi untuk keperluan haji, baik dari tingkat desa atau lainnya.

Warga sekitar, juga tidak pernah melihat Kasrin mempersiapkan diri dengan mengikuti pelatihan manasik atau bimbingan lain tentang haji yang dilakukan pemerintah. Bahkan, dari pihak pemerintah desa juga tidak pernah mengetahui itu.

Salah satu perangkat Desa Sumberejo, Siswoyo, yang ikut mengantar keberangkatan Kasrin mengaku heran. “Ketika dalam perjalanan ikut mengantar Pak Kasrin, saya diselimuti kebingungan dengan keberangkatan Pak Kasrin menunaikan ibadah haji. Sebab, selama ini memang tidak pernah mengurus administrasi apapun di tingkat desa untuk keperluan naik haji, dan belum lagi jika dilihat secara kasat mata mengenai perekonomian keluarga yang makin membuat saya bingung,” ujarnya seperti dikutip dari laman MuriaNewsCom.

Siswoyo mengatakan, yang ikut mengantar kepergian Kasrin ketika itu cukup banyak. Setidaknya ada tiga mobil, yakni mobil jenis Kijang LGX, satu truk dan bus. Kemudian pengantar juga ada yang menggunakan sepeda motor sebanyak 10 unit.

Menurutnya, keluarga dan tetangga mengantar Kasrin ke Masjid Jami’ Lasem, tempat berkumpulnya rombongan jemaah calon haji lain dari wilayah Rembang bagian timur yang menunggu jemputan bus. Rombongan calhaj yang berangkat malam itu tergabung dalam kloter 38.

Lebih lanjut dirinya menceritakan, ketika berangkat tersebut, Kasrin juga tidak mengenakan seragam seperti halnya calhaj lain yang berangkat secara resmi. "Saat keberangkatan itu, Pak Kasrin itu tidak membawa seragam haji baju batik atau apapun. Namun dia hanya membawa kemeja putih, celana hitam, peci dan tas kecil saja. Inikan sangat aneh," paparnya.

Keanehan juga dirasakan Ansori, Kepala Desa Kalitengah, Kecamatan Pancur, yang juga kerabat dari Kasrin menceritakan seputar peristiwa yang di luar nalar terkait keberangkatan haji yang dilakukan Kasrin.  “Pada Selasa (23/08/2916) malam sekitar pukul 21.00 WIB, Pakde Kasrin berangkat dari rumah dan diantar keluarga serta tetangga. Saya ketika itu membawa mobol jenis Kijang, yang ditumpangi Pakde Kasrin, Jumiati (istri Kasrin) dan beberapa anaknya,” ujarnya.

Dia menuturkan, saat dalam perjalanan dirinya masih dibuat heran dan muncul dibenaknya pertanyaan-pertanyaan yang aneh. "Dalam batin, saya bertanya-tanya, apakah Pakde ini memang benar naik haji atau bukan. Saya masih pusing dalam kondisi itu. Sebab semua tidak masuk logika," imbuhnya.

Sesampainya di Masjid Lasem,tempat berkumpulnya jemaah calon haji lainnya dari Rembang wilayah timur,  dirinya mengaku masih mendampingi Kasrin dengan membawakan tas ukuran kecil sambil menunggu jemaah lainnya berkumpul dan menunggu bus rombongan untuk menjemput.

"Nah saat itu, perut saya mules, dan akhirnya kerabat saya yang bernama Lutfi menggantikan saya untuk mendampingi Pakde Kasrin. Dan di situlah keanehan muncul. Sebab saat itu, Pakde Kasrin bilang ke Lutfi bahwa akan keluar masjid sebentar untuk membeli rokok. Namun setelah dibuntuti sejauh 10 meter, tiba tiba Pakde Kasrin tidak ada," katanya.

Kejadian aneh lain, katanya, salah satu pengantar calon haji ada yang bilang, jika Kasrin berada di Selatan Masjid Lasem untuk berpamitan. Namun, ada salah satu pengantar calon haji yang lain mengatakan jika Kasrin sudah naik bus rombongan calon haji asal Sarang yang melaju kencang melewati Masjid Lasem. Orang itu mengaku melihat Kasrin duduk di belakang sopir sambil melambaikan.

Tak hanya itu, saat rombongan calon haji yang berkumpul di Masjid Lasem belum diberangkatkan, Kasrin disebut-sebut sudah sampai di Lapangan Rumbut Malang atau Gedung Haji Rembang dan siap menuju Asrama Haji Donohudan.

"Saat itu, sekitar pukul 23.00 WIB, jemaah calon haji kan belum diberangkatkan dari Masjid Jami' Lasem, karena jadwalnya adalah pukul 01.30 WIB. Namun sekitar jam 12 malam atau tangah malam, Pakde Kasrin malah menelepon, katanya, sudah sampai Gedung Haji dan siap berangkat ke Solo,” sebutnya.

Selang beberapa saat kemudian, dirinya ditelepon kembali oleh Kasrin bahwa sudah naik pesawat terbang dan bersanding dengan empat calon haji lainnya. "Yang membuat saya bingung itu, dia menelepon saya saat sudah di pesawat. Padahal ketika di pesawat itu kan semua HP harus dimatikan. Namun dia malah nelepon saya. Tapi anehnya, di telepon itu juga terdengar suara pramugari menawarkan makanan dan memakaian sabuk pengaman. Pakde juga bilang bahwa dia berjejer dengan empat calon haji lainnya saat duduk di pesawat," terangnya.

Setelah dua hari keberangkatn dari Asrama Haji Donohudan, dirinya juga ditelepon lagi oleh Kasrin. Bahwa Kasrin sudah sampai Makkah dan ingin pulang sebentar. Katanya, ada keluarganya yang menginginkan dia pulang sebentar.

Tak berapa lama, Kasrin menelepon dia kembali untuk menyuruh menunggu di Lasem. Tak berapa lama setelah ditunggu di pinggir jalan di Lasem, katanya, Kasrin datang dengan membawa kardus besar yang isinya teko, cangkir dan perabot rumah tangga khas timur tengah, yang biasa untuk oleh-oleh dari haji.

“Setelah memberikan oleh-oleh itu, Pakde langsung hilang begitu saja. Dan saya juga heran, mengapa kok nomor HP milik Pakde bisa dibuat nelepon saya yang ada di Indonesia. Padahal nomornya itukan kodenya masih Indonesia. Dan ketika menelepon kembali katanya, sudah ada di Makkah. Dan kemarin pun sempat bilang ke saya bahwa di rumahnya ada manaqiban. Entahlah, ini di luar nalar, wallahua’lam,” katanya.


Kasrin (tengah) ketika berfoto bersama kerabatnya beberapa waktu lalu (Istimewa)


Sosok Indi yang Kini Masih Misterius

Dari peristiwa-peristiwa ganjil mengenai keberangkatan Kasrin menjalankan ibadah haji, muncul nama Indi, yang merupakan penumpang becak langganan dari Kasrin. Indi adalah putra dari Elsa dan Sutikno, yang katanya bertempat tinggal di depan MTs Negeri Lasem.

Kasrin, ikut menunaikan ibadah haji juga disebut-sebut karena didaftarkan oleh keluarga Indi beberapa tahun sejak 2007 silam. Namun demikian, sosok Indi yang disebut-sebut Kasrin di hadapan keluarganya, hingga kini masih misterius.

“Sekitar sebulan sebelum berangkat haji, dari pihak keluarga, yaitu Pak Lek Rasmin mencoba mencari rumah Indi yang katanya berada di depan MTs Lasem. Namun, Pak Lek tidak menemukam nama Indi maupun keluarganya di sekitar sekolah tersebut. Bahkan warga juga tidak ada yang tahu,” ujar Istikomah, putri dari Kasrin dan Jumiati.

Menurut Istikomah, bapaknya sudah menjadi langganan Indi untuk antarjemput ke sekolah. Hal itu sudah dilakukan selama belasan tahun, yakni mulai Indi TK hingga SMA. Kasrin, katanya tidak mau menerima upah antarjemput dari Indi atau keluarganya selama belasan tahun itu.

Alasan tidak mau menerima upah tersebut, menurut Istikomah, karena bapaknya pernah bermimpi ditemui oleh Eyang Buyut Khasan sebanyak tiga kali. Kejadian itu sekitar 20 tahun silam. “Bapak bercerita, dalam mimpi itu, Eyang Buyung menyarankan agar bapak tidak menerima upah dari langganannya bernama Indi,” katanya.

Pada mimpi pertama, katanya, Kasrin diberitahu jika akan mendapatkan langganan becak dari dua anak kecil. Namun, untuk anak kecil yang satu tersebut, Kasrin tidak diperbolehkan untuk meminta bayaran. Ternyata mimpi itu tak hanya sekali. Satu pekan kemudian, Kasrin bermimpi hal yang sama.

Bahkan, tak lama setelah itu, Kasrin juga bermimpi lagi ditemui eyang buyutnya. Pada mimpi yang ketiga ini, Kasrin diwanti-wanti, jika nanti ditawari upah dari keluarga Indi apakah mentah atau matang, Kasrin diminta menjawab untuk memilih yang matang saja supaya nantinya mendapatkan kemuliaan.

Setelah mimpi itu, ternyata, Kasrin benar mendapat langganan dari dua anak kecil untuk diantarjemput ke sekolah. Satunya yaitu Indi, warga Lasem. "Setelah antarjemput Indi dari sekolah, orang tua Indi yaitu Elsa dan Sutikno memberikan bayaran. Namun bayaran itu ditolak bapak. Kemudian, orang tua Indi juga berkata, “Bila Pak Kasrin tidak bersedia dibayar, maka akan makan apa nanti, ingin bayaran mentah atau matang?”.Oleh bapak dijawab yang matang saja," tuturnya.
Menyikapi bapaknya yang saat ini katanya naik haji, pihak keluarga juga masih heran. 8 Bulan lalu, katanya, bapaknya sempat mengatakan jika akan berangkat haji.  “Ketika itu kami heran, lha haji daftar di mana, uang dari mana dan kapan berangkatnya," ucapnya.
Menanggapi hal itu, bapaknya menyampaikan jika sudah didaftarkan oleh keluarga Indi pada 2007 lalu. Bahkan, bapaknya juga sempat menunjukkan surat berupa tulisan tangan dari keluarga Indi yang menyatakan jika Kasrin sudah didaftarkan.

Lebih lanjut Istikomah menyatakan, jika, sebelum bapaknya berangkat haji, keluarga juga sempat menemui beberapa orang pintar di Rembang, untuk menanyakan mengenai bapaknya yang akan naik haji. “Dari empat orang pintar yang kami temui, mengatakan jika bapak saya memang benar akan naik haji, tapi bersama jin,” ungkapnya.

Sementara itu, terkait kondisi ibunya, untuk saat ini baik-baik saja. "Dulunya Mak itu tidak makan, sedih. Sebab kepikiran hal itu. Namun setelah saya jelaskan bahwa orang haji itu harus diikhlaskan, orang haji itu didoakan maka akan bisa lancar. Maka kami pun menggelar doa terus, yang dihadiri tetangga,” imbuhnya.

Selain itu, pada saat Kasrin berangkat, pihak keluarga katanya, hanya memberikan uang saku kepada Kasrin sebesar Rp 2 juta untuk keperluan di Makkah. Dan Kamis kemarin, katanya, bapaknya menelepon dan memberi kabar jika di Makkah dalam kondisi sehat, dan akan berkurban di sana, serta nantinya akan pulang pada 27 September mendatang.

Terkait dengan hal ini, pihak Kementerian Agama Rembang, memastikan jika nama Kasrin tak ada dalam daftar calon haji. Hal ini ditegaskan Staf Seksi Penyelenggara Haji dan Umroh Kemenag Rembang bagian Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Slamet Lestari.

“Untuk jemaah calon haji atas nama Kasrin dari Sumberejo, Pamotan itu memang tidak ada. Memang ada yang dari Desa Sumberejo, dua orang, tapi bukan Kasrin. Mereka itu suami istri,” pungkasnya.





Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kasrin, Tukang Becak yang Pergi Haji Secara Misterius"

Posting Komentar