DPRD Minta Pemprov Jateng Kaji Ulang Rencana Kerja Sama Pembangunan Dam Lepas Pantai
SEKITARPANTURA.COM,SEMARANG – Anggota Komisi B
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah Riyono Abdullah meminta
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng mengkaji ulang rencana pembangunan
bendungan lepas pantai yang merupakan kerja sama dengan Belanda.
Hal itu terungkap saat Perdana Menteri Belanda Mark Rutte
berkunjung ke Kota Semarang pada Selasa (22/11/2016) kemarin. Salah satu agenda
kunjungan itu adalah untuk menjajaki kerja sama pembangunan bendungan lepas
pantai.
Riyono menilai, pembangunan bendungan lepas pantai yang
direncanakan tersebut harus dilihat efektivitas dan persoalan biaya yang
dinilai sangat besar.
“Untuk membangun dam dibutuhkan kira-kira biaya sebesar Rp 5,4
miliar hingga Rp 369 miliar per kilometer. Logikanya semakin tinggi ukuran dam
maka biaya yang diperlukan akan akan semakin besar, dan jika dam telah dibangun
juga diperlukan biaya perawatan agar fungsi perlindungannya tetap berjalan,” jelasnya,
Rabu (23/11/2016).
(Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah Riyono Abdullah/Istimewa) |
Selain hal pokok tersebut, menurut Riyono, agar danau air tawar di
dam lepas pantai tetap terjaga, sebanyak 26 sungai dan saluran yang bermuara di
dam tersebut juga perlu terjaga kebersihannya. Hal itu harus dilakukan
mengingat sedimentasi kawasan sungai tersebut cukup tinggi.
“Contoh, angkutan sedimen di wilayah Semarang barat saja mencapai
373 ribu meter kubik per tahunnya, jika saluran di Semarang timur juga
diperkirakan memiliki potensi yang sama, maka setiap tahunnya dam yang dibangun
nanti digerojok sekitar 725 ribu meter kubik endapan,” tandas legislator Partai
Keadilan Sejahtera (PKS) Jateng ini.
Selain itu, kata Riyono, perlu juga dipikirkan kebersihan air
sungai dan saluran yang bebas polusi limbah. “Untuk itu, pengolahan limbah di
tiap sungai yang bermuara ke perairan pantai Semarang, harus dilakukan secara
professional dengan kebutuhan biaya yang sangat besar” tuturnya.
Memang, saat ini, kata Riyono, permasalahan rob dan banjir di Kota
Semarang adalah permasalahan tahunan yang musti segera ditangani. Namun
demikian hal tersebut tak lantas mengabaikan persoalan efisiensi dan efektifitas,
terutama soal besarnya biaya yang dikeluarkan.
“Kita memahami bahwa pantai teluk di Semarang sepanjang 40,64 Km
tersusun dari tanah endapan sangat muda. Karena proses konsolidasi masih terus
berlangsung, hal itu memicu terjadinya penuruhan tanah hingga bisa mencapai 8
sentimeter per tahun, ini masalah tahunan, namun jangan kemudian merencanakan
sesuatu yang menurut saya kurang efektif dan efisien karena membutuhkan dana
sangat besar,”paparnya.
Sebelum penjajakan kerja sama dengan Belanda untuk pembangunan dam
lepas pantai mencuat, pada 2014 lalu ada rencana seluruh stakeholder Kota
Semarang untuk meneruskan upaya menanganan banjir dan rob di Kota Semarang.
Salah satunya adalah rencana pembangunan dam lepas pantai sepanjang 15,5 Km dan
menciptakan daratan baru seluas 4,25 ribu hektar. Namun rencana tersebut belum
terealisasi hingga saat ini.
0 Response to "DPRD Minta Pemprov Jateng Kaji Ulang Rencana Kerja Sama Pembangunan Dam Lepas Pantai"
Posting Komentar