Sisi Lain dari Perayaan Meron di Sukolilo Pati
Perayaan Meron, sudah menjadi agenda rutin yang diselenggarakan setiap tahun sekali oleh masyarakat Desa Sukolilo, Kecamatan Sukolilo, Pati. Setiap kali perayaan Meron, ribuan pengunjung selalu membanjiri lokasi perayaan. Seperti halnya pada Jumat (25/12/2015).
Terlihat, ribuan orang berjubel dan berdesak-desakan di lokasi perayaan. Mereka yang datang, tak hanya sekadar ingin melihat keramaian melainkan mereka mempunyai misi khusus, yakni untuk berburu ‘nasi bertuah’ pada gunungan yang diarak pada tradisi Meronan tersebut.
Banyak warga berkeyakinan, nasi pada gunungan itu mempunyai tuah. Yakni bisa memperlancar rezeki, berkah bagi tanaman petani, dan pelaris dagangan.
Setidaknya, pada acara kirab itu, ada 14 gunungan yang diarak dalam perayaan tersebut. Dan semuanya ludes diserbu pengunjung.
Jumadi, warga setempat mengatakan, nasi-nasi yang direbut dari Meron akan disebar di pojok-pojok areal persawahan. Dengan begitu, tanaman padi diharapkan bisa subur dan menghasilkan panen yang melimpah.
“Nasi-nasi hasil rebutan tidak dimakan, tapi disebar di sawah untuk menyuburkan tanaman. Kami berharap berkah dari Tuhan melalui perayaan Meron ini,” katanya.
Tak hanya petani, pedagang juga banyak yang memburu nasi Meron itu. Mereka mempercayai, nasi meron itu bisa menjadi perantara pelaris dagangan. Hal itulah yang membuat warga saling berebut nasi Meron, karena diyakini mengandung tuah.
Bahkan banyak warga dari luar daerah yang sengaja untuk datang ke tempat perayaan hanya untuk mengambil nasi bertuah tersebut. Nantinya, nasi tersebut dijemur dan kemudian digunakan untuk pelaris dagangan.
Tradisi seperti itu, sudah lazin dan diyakini warga, jika nasi bertuah itu dapat dimanfaatkan untuk beragam keperluan.
Tradisi Meron sendiri, pada dasarnya adalah perayaan untuk memperingati kelahiran pemimpin agung bagi umat Muslim yakni Nabi Muhammad SAW.
Terlepas dari mitos yang ada, tradisi Meron merupakan bagian dari syiar Islam di wilayah tersebut. Sebanyak 14 desa gunungan diarak sepanjang jalan di Desa Sukolilo.
Ketua Panitia Meron Abdul Kodir mengatakan, gunungan ampyang yang tersusun seperti bunga melati ke atas membentuk gunungan nantinya setelah tiga hari akan digoreng dan dibagikan kepada masyarakat Sukolilo. “Itu yang kami yakini membawa berkah bagi kehidupan dan kelancaran rezeki warga Sukolilo,” tuturnya.
Karena itu, tradisi Meron bagi warga Sukolilo membawa berkah tersendiri. Selain itu, tradisi meron menjadi cara warga Sukolilo yang diwariskan secara turun temurun untuk menegakkan syiar agama Islam melalui kelahiran Nabi Muhammad. “Tujuan meron itu sejatinya untuk kepentingan syiar agama Islam. Selain itu, meron menjadi bagian tradisi warisan leluhur untuk anak cucunya agar selalu diberkahi Tuhan,” katanya.
0 Response to "Sisi Lain dari Perayaan Meron di Sukolilo Pati"
Posting Komentar