Yang Khas dari Sedekah Bumi di Kelurahan Pati Lor
Sedekah bumi sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kultur masyarakat Kabupaten Pati.Budaya yang hingga kini masih dipertahankan tersebut, oleh sebagian besar masyarakat Pati diselenggarakan pada bulan Apit pada kalender Jawa.
Kali ini, kita tengok penyelenggaraan sedekah bumi di Kelurahan Pati Lor, Kecamatan Pati. Dalam pelaksanaanya, ada beragam ritual khas yang tak pernah di tinggalkan oleh masyarakat setempat. Beberapa ritual khas tersebut, di antaranya adalah berdoa di Makam Troyudo, Kampung Randukuning.
Di tempat ini, masyarakat sekitar akan berkumpul, dengan membawa ambengan atau jajanan, yang kemudian didoakan bersama-sama, dengan dipimpin sesepuh desa.Masyarakat, meminta kepada Tuhan, agar dilancarkan rezeki, diberikan kesehatan, dan kedamaian.
Troyudo, merupakan sesepuh di Randukuning pada masanya dulu. Oleh karena itu, wajib bagi masyarkat Pati Lor untuk tetap menghormatinya dengan cara mendoakannya.
"Kami selalu mengadakan acara sedekah bumi dan tasyakuran di Kelurahan Pati Lor ini, rangkaian kegiatan ini mulai 22-30 Agustus 2015," ujar Adi Rusmanto, Lurah Pati Lor.
Usai melakukan ritual doa bersama, kemudian, masyarakat secara antusias untuk mendapatkan makanan yang telah didoakan tersebut. Meski berebut, namun hal itu tak membuat masyarakat saling beradu mulut. Justru, cara seperti ini yang menjadi sisi menarik bagi warga.
Setelah ritual di Makam Troyudo, dilanjutkan di tempatlain yaitu Kleco, Randukuning. Kleco merupakan sebuah pohon besar yang buahnya manis, dan di sekitar pohon tersebut diyakini warga setempat ada sebuah tempat dan batuan sebagai tempat wudlu dan salat Sunan Muria.
Dari cerita yang berkembang, di sekitar pohon Kleco dulunya ada sebuah tempat batu pijakan ketika Sunan Muria mengambil wudlu untuk salat. "Cerita dari sesepuh memang begitu. Namun, batu pijakan itu sekarang sudah hilang," ujar Permadi, Ketua Panitia.
Di tempat ini, Warga juga sangat antusias dengan membawa makanan serta jajanan. Warga juga berdoa di sekitar pohon Kleco yang diyakini sebagai tempat ritual dan ibadahnya Sunan Muria.Masyarakat Pati meyakini dengan menghormati para leluhurnya akan bisa memberikan keberkahan dalam menjalani kehidupan.
Rangkaian kegiatan sedekah bumi di Pati Lor selanjutnya adalah tasyakuran di Makam Brimbing Keris Penjawi,Kampung Kaborongan.
Makam Brimbing Keris Penjawi diyakini masyarakat sebagai tempat singgah Ki Ageng Penjawi dengan menambatkan kudanya di pohon Brimbing keris. Seterusnya juga terdapat makam-makam, termasuk makam keturunan Adipati Joyokusumo, demikian diceritakan oleh salah satu sesepuh di sekitar makam tersebut.
Dalam perkembangannya, masyarakat sekitar menjadikan sebagai tempat yang dikeramatkan dan dihormati. Pada bulan Apit dan Suro dalam penanggalan Jawa, makam tersebut ramai dikunjungi.
Di tempat tempat ini, masyarakat sekitar juga membawa makanan untuk di doakan bersama, seperti halnya di tempat petilasan lainnya. Yang mentradisi bagi warga sekitar makam ketika sedekah bumi seperti ini adalah adanya kebiasaan untuk mendapatkan kupon makanan. Dari anak-anak, remaja dan orangtua ikut berebut kupon atau keplek untuk mengambil berkat.
"Di Kelurahan Pati Lor itu ada banya petilasan, yang hingg kini terus diuri-uri. Seperti di Randukuning ada 3 tempat yaitu Makam Troyudo, Petilasan Kleco dan Petilasan Gong Watu. Di Kaborongan juga ada 3 tempat yaitu Makam Adipati Tombronegoro, Makam Mbah Gantang dan Makam Berimbing Keris Penjawi," kata Lurah Pati Lor.
0 Response to "Yang Khas dari Sedekah Bumi di Kelurahan Pati Lor"
Posting Komentar