Begini Cara Warga di Kampung Kecil di Ujung Utara Kabupaten Pati untuk Memeriahkan HUT RI
70 tahun lalu Indonesia mengumandangkan diri lepas dari
penjajahan. Tepat tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia menyatakan
kemerdekaannya. Sejak itu pula, upaya untuk mengisi kemerdekaan terus dilakukan
anak bangsa. Beragam cara dan upaya masyarakat mengekspresikan kegembiraan atas
kemerdekaan yang telah diraih bangsa Indonesia.
Entah siapa yang memulai dan kapan pertama kali ada, namun,
hingga saat ini, kita masih melihat beragam permainan-permainan tradisional dan
sederhana, khas tujuh belasan. Di antaranya, lomba makan kerupuk, balap karung,
membawa kelereng di sendok, tarik tambang dan lain sebagainya.
Hal inilah juga lah yang hingga saat ini tetap melekat di kalangan
masyarakat desa. Seperti halnya di sebuah kampung kecil yang berada di ujung
utara Kabupaten Pati. Tepatnya, di Dukuh Ndoti, Desa Wedusan, Kecamatan
Dukuhseti, Pati.
Meski sangat sederhana, namun, warga di kampung ini mencoba
tetap ikut merasakan kegembiraan atas peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-70.
Warga menggagas, agar di kampung tersebut juga ada beberapa kegiatan, meski
skala kecil.
Tak butuh lama untuk mempersiapkan kegiatan ini. Hanya satu
hari, dan hal itu juga muncul dari ide-ide yang spontan. Yang terpenting bagi
warga, partisipasi untuk ikut memeriahkan kemerdekaan tetap terlaksana.
Bukan perihal kegiatan yang harus mewah, bagi warga, rasa
nasionalisme lebih berharga daripada sekedar merayakan kemerdekaan dengan cara
yang mewah-mewahan. Meski hanya menghabiskan biaya puluhan ribu, namun, rasa
memiliki dan menjadi bagian dari bangsa Indonesia tetap ada. Dalam skala kecil,
masyarakat di kampung tersebut dapat lebih mempererat kesatuan dan persatuan.
“Piye-piye lah kalau ikut merayakan, seng penting nasionalisme,” ujar Rois,
salah satu warga.
Pada momen peringatan HUT RI ini, di kampung kecil ini juga
mengadakan berbagai perlombaan. Di antaranya, balap karung, lomba membawa
kelereng di sendok, memukul air, mengambil uang di kelapa, makan krupuk,
mengambil uang di tepung dan lain-lain.
Meski kesannya sangat sederhana, namun, kegiatan yang
diadakan di sebuah lapangan voli tersebut diikuti secara antusias oleh warga.
Bahkan, bukan hanya warga di kampung tersebut, namun dari kampung lain juga ada
yang berpartisipasi.
Kholis, salah satu penggagas kegiatan tersebut menyampaikan,
meski kesannya hanya sederhana dan main-main, namun, ada hikmah yang dapat
diambil dari kegiatan ini.
”Pertama, bagaimana kita mencoba mengenalkan, khususnya
kepada anak-anak yang ada di desa, bahwa kemerdekaan ini menjadi salah satu
sejarah bangsa Indonesia. Meski di sekolah mungkin diajarkan apa itu
kemerdekaan, namun, alangkah baiknya ketika di lingkungan rumah juga dikenalkan
kembali mengenai sejarah bangsa, salah satunya melalui permainan-permainan
sederhana ini,”katanya.
Kemudian, menurutnya, melalui kegiatan seperti ini, juga
mengajak kepada masyarakat untuk meningkatkan kembali kegotong-royongan.
Karena, gotong-royong, saat ini sudah mulai pudar. Maka, sangat perlu untuk
dipertahankan, agar keberadaanya tidak semakin hilang, apalagi di desa.
Selanjutnya, katanya, sikap nasionalisme terhadap bangsa
Indonesia, juga dapat dipupuk melalui cara-cara kecil seperti itu. ”Kita
seperti sekarang ini, tak lepas dari perjuangan para pahlawan dulu yang
membebaskan bangsa dari penjajahan. Maka, kita sebagai bagian dari bangsa ini,
juga wajib memiliki rasa nasionalisme,”ungkapnya.
Dirinya berharap, kemerdekaan bangsa Indonesia juga beriring
dengan semakin sejahteranya masyarakat dan terus meningkatnya fasilitas yang
diperuntukkan untuk kepentingan umum. Karena, menurutnya, tak jarang kondisi
desa, apalagi yang letak geografisnya cukup jauh dari pusat pemerintahan
seringkali terabaikan.
“Ini bukan soal kita mengeluh atau tidak. Namun, hendaknya instansi terkait bisa melihat secara dekat bagaimana kondisi di
kampung kami. Sekali-kali, terlintas kita iri dengan desa lain, yang
infrastrukturnya lebih baik dari kita. Seperti halnya jalan di sini, itu
seharusnya dan memang sangat layak mendapat perbaikan, karena sudah mengalami
kerusakan bertahun-tahun,”katanya.
0 Response to "Begini Cara Warga di Kampung Kecil di Ujung Utara Kabupaten Pati untuk Memeriahkan HUT RI"
Posting Komentar